.::<> Menanti Bintang Jatuh <>::.

All about My Life...

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Kamis, 12 Maret 2009

Sebuah Perenungan

Diposting oleh HeyL aBduL AziZ


Aku tahu bahwa kamu semua merasakan kelelahan yang luar biasa hari ini. Cobalah kau duduk santai diatas kursimu itu dengan santai. Regangkanlah seluruh otot-otot yang sedikit kejang pada tubuhmu. Lepaskan ikatan-ikatan pakaian yang kau kenakan, agar kau benar-benar dapat melepaskan seluruh kepenatanmu hari ini. Sekarang coba kau tarik nafasmu sedalam-dalamnya, lalu hembuskanlah lagi agar kau benar-benar merasa lega hari ini. Nikmati segala keheningan yang telah kau dapatkan sekarang, rasakan lembutnya hembusan angin yang menerpa wajahmu, rasakan seluruh kenikmatan yang telah kau dapatkan dari bumi Allah ini. Sekarang coba kau pejamkan kedua bola matamu, tarik kembali nafasmu sedalam-dalamnya lalu hembuskan kembali.

Tetap pejamkan kedua matamu, rasakan dan pikirkan seluruh kenikmatan yang ada dimuka bumi ini. Bumi Allah ini sudah terlalu banyak memberimu kenikmatan dengan segala rahasia yang juga disembunyikannya dan takkan pernah mampu kita ungkapkan. Renungkan semua ini dengan hati dan jiwamu tanpa liputan rasa egomu. Semua yang telah ada dibumi ini dan telah nikmati hanyalah pinjaman dari Sang Pencipta, dan suatu hari nanti Ia akan menarik kembali semua hal yang telah kita pinjam dari-Nya itu dengan segala kebesaran-Nya. Saat semua itu terjadi kita takkan pernah mampu untuk menolaknya dan tak ada seorangpun yang dapat menolong kita selain diri kita sendiri.

Tetap pejamkan matamu!, Renungkanlah apa yang harus kita lakukan sebelum Dia menarik kembali seluruh pinjamanNya dari kita. Renungkanlah bahwa tidak pernah ada keabadian di muka bumi ini. Renungkanlah apa yang terjadi ketika Dia membutakan matamu, ketika Dia membuat tuli telingamu, ketika Dia membisukan mulutmu, ketika Dia membusukkan hatimu, ketika Dia memotong lidahmu, tanganmu dan kakimu secara tiba-tiba. Rengungkanlah apa yang akan terjadi ketika dengan tiba-tiba yang diambi-Nya itu adalah nyawamu, kau akan mati!. Jika tidak sekarang Dia mengambil seluruh pinjaman-Nya itu sekarang suatu hari nanti Dia akan tetap akan mengambilnya jua, hanya waktu yang akan menjawab semua itu.

Jangan kau buka dulu matamu, tetap pejamkan! Renungkanlah apa yang akan terjadi jika seluruh manusia dibumi ini telah kehilangan rasa cintanya terhadap manusia lainnya. Mereka pasti akan lebih buas dari binatang-binatang yang ada dihutan belantara sana, mereka takkan segan-segan untuk menyantap hak-hak orang lain, akan terjadi banyak pembunuhan dimuka bumi ini dan makin banyak saja perang yang akan terjadi. Saat rasa cinta itu telah hilang mereka tidak akan pernah peduli dengan nasib sesama, hingga terciptalah sebuah kata “PERSETAN!”. Lalu akan bahagiakah engkau dengan keadaan yang seperti ini. Renungkanlah saat kita menjadi miskin, miskin akan iman,moral,budi dan hati. Saat itulah kemanusiaan dan kemanusiawian kita akan sirna dan lenyap bagai angin lalu. Jadi apa kita tetap dan pantas disebut sebagai “MANUSIA”. Jawabannya adalah TIDAK. Saat semua itu terjadi kita sudah tidak ada bedanya dengan BINATANG yang BIADAB. Kita akan menghalalkan segala cara agar semua keinginan kita bisa terwujud. Kita takkan segan-segan untuk melacurkan diri kita, kita takkan segan-segan menghancurkan harga diri kita, saat itu yang dapat membedakan kita dengan binatang hanya pakaian yang kita kenakan. Berbanggalah diri kita dengan dosa-dosa, berbahagialah diri kita dengan kemaksiatan. Saat itu Uang adalah Tuhan, selama kita banyak uang kita adalah Tuhan dan surga adalah sebuah kemaksiatan. Renungkanlah apa yang akan terjadi saat kerusakan-kerusakan iman itu telah meninabobokan kita. Renungkanlah ! Renungkanlah !.

Renungkanlah ! Saat bumi ini tidak memberikan sebuah kenikmatan lagi untuk kita. Tak dapat kita saksikan lagi terbit dan tenggelamnya lagi sang mentari. Renungkanlah saat burung-burung di dahan sana tak dapat lagi kau dengar kicau merdunya, saat hembusan angin tak dapat lagi kau rasakan menyentuh tubuhmu. Renungkanlah apa yang akan terjadi jika hujan tak pernah lagi turun dan membasahi bumi, dan kemarau pun tak pernah lagi menyapa, saat siang tak pernah datang dan malam tak pernah pergi, saat bintang dan bulan dapat lagi kau lihat cahanyanya. Lalu coba kau renungkan kembali, apa pantas kau mendapatkan tempat disurgaNya, sementara kau hidup dalam gelimangan kemunafikkan dan kemaksiatan. Apa pantas kau pertanyakan segalah hak-hakmu sementara selalu saja seluruh kewajibanmu kau lalaikan.

Renungkanlah seluruh kesementaraan hidup kita ini, renungkan saat kau sudah tak lagi dicintai, kau sudah tidak dibutuhkan lagi, dan kau sudah tidak pernah lagi diharapkan. Renungkan saat kau sudah tak mampu, tak berdaya dan tak berguna. Renungkanlah saat kau adalah sampah, saat kau adalah bangkai, saat kau adalah penyakit dan saat kau adalah sebuah kehinaan. Renungkan saat kau dicampakkan dan dibuang dan dikucilkan dari pergaulanmu.

Renungkanlah saat kematianmu tiba dan tak ada seorangpun yang mendoakanmu dan hanya neraka yang pantas untuk kau tempati. Saat itu penyesalan yang kau ucapkan sudah tak ada artinya, renungkanlah saat kata “AMPUN”, “TOBAT”, dan “MENYESAL” sudah tak ada artinya lagi bagimu dan tak pernah lagi bisa menyelamatkanmu, renungkanlah semua itu jika sebuah PENYESALAN itu telah menjadi sesuatu yang terlambat untukmu.

Sekarang coba kau buka matamu, aku yakin air mata akan mengalir dengan sendirinya dari kelopak matamu tanpa kau kehendaki. Sekarang beristirahatlah, dan jika kau masih terbangun esok hari maka jadikanlah dirimu lebih baik dari hari ini, dengan segala syukur dan sujud kepada Sang Penciptamu. Semoga perenungan ini dapat menjadikan kehidupanmu lebih baik dengan segala kesadaran yang ada pada dirimu.

SEBUAH PERENUNGAN(UNTUK KITA YANG HANYA SEMENTARA)

Revision from Sept 03, 2002

@Hendra